Cabin Crew Story: Tekad yang Kuat hingga Tuhan membuat semua cerita tepat pada waktunya!
Sebelumnya, bagiku menjadi seorang awak kabin atau pramugari adalah sebuah angan-angan belaka. Melihat mereka dengan penuh kagum saat berjalan di bandara saja sudah membuatku cukup senang. Tak pernah terbayangkan betapa Tuhan baiknya sama aku sehingga pekerjaan impian ini pun akhirnya aku dapatkan. Masih ingat saat pertama kali mengikuti testing pada tahun 2011 di Batavia Airlines, namun saat test performance (penampilan) langsung gagal.
Mengetahui kekurangan diri bukan berarti harus melemah namun harus diperbaiki dan semakin kuatkan tekad. Lantas, membuat pengalaman baru dan mengasah diri, itu yang aku lakukan. Tawaran bidikmisi (beasiswa) utk kuliah di salah satu Universitas negeri di Medan aku tolak dan akhirnya mencari pekerjaan yang masih berbau dunia aviasi dan travelling. Sempat terbesit ingin menjadi seorang guide (pemandu wisata), namun rezekinya keterima sebagai Ticketing Staff di salah satu perusahaan tour and travel terbesar di Medan. Alhamdulillah, itu rezeki. Anak yg masih berusia 17 tahun ini memulai pekerjaannya dan skrg dia sudah menjadi seorang pekerja, bukan lagi pelajar.
Selama bekerja, impian menjadi awak kabin terus menghantui sembari memperbaiki kekurangan diri. Flashback, "kenapa dulu aku bisa gagal tes penampilan di Batavia ya? Oh mungkin make up ku terlalu menor dan proporsionalitas-an tubuh ku mungkin masih kurang", fikirku. Aku juga sering membaca tips untuk menjadi pramugari dan cara merawat tubuh yang baik, sembari terus belajar bahasa inggris dengan terus praktik apalagi jika aku mendapat customer warga negara asing pas di kantor, langsung aku embat. Hahaha
Pantang nyerah dan aku selalu ingat bahwa Tuhan itu baik, "Tidak ada yg tidak mungkin, jika Tuhan berkehendak semua pasti akan terjadi". Mencoba kembali di beberapa maskapai seperti Lion Air pd 2011 dan 2012, lanjut di plat merah Garuda Indonesia pd 2014 di Padang, bahkan sampai maskapai Luar Negeri yaitu Emirates dan Qatar Airways pd 2015 di Jakarta. Berkali-kali, namun tetap pantang menyerah. Pada 2013 aku resign dari perusahaan lama ku dan keinginanku bekerja di airlines atau maskapai terwujud. Saat itu aku bekerja di salah satu maskapai anak perusahaan Singapore Airlines yaitu Silk Air (MI) bagian staff. Disini, beberapa kali aku berinteraksi langsung dengan pramugarinya disaat ada rapat/pertemuan atau pun dinner karyawan.
Kesempatan emas menurutku. Mereka sangat ramah apalagi saat aku mengutarakan niatku untuk menjadi awak kabin. Pramugari di MI mayoritas keturunan chinese namun banyak pula WN Malaysia juga Indonesia lho. Kebetulan aku saat itu dekat dengan pramugarinya asal Indonesia, namanya mbak Ine Kesuma. Aslinya Jawa Timur. Cantik, baik, ngomongnya bertutur, dan inspiratif. Mbaknya cerita sama aku kalau dia ga pernah di terima jadi pramugari di maskapai nasional stlh bbrp x testing, akhirnya Silk Air lah yang menerimanya, notabene bukan maskapai nasional. Lha fikirku, "bagus dong mbak, lebih sering traveling ke LN dan pemasukannya juga lebih oke, hitungannya dollar bukan rupiah hehe". Mbaknya juga cerita kalau dia jarang sekali bisa pulang ke rumah karena kesibukannya dalam bekerja dan sering merindu dengan orang terkasih, keluarganya di Jawa Timur.
Nggggg... Aku juga saat itu merantau, jauh dari keluarga, aku di Jawa keluarga di Sumatera, namun masih sama2 di Indonesia. Jikapun aku rindu, aku bisa lgsg pulang tanpa ribet imigrasi dan cukai. Jika tidak bisa, setidaknya nomor seluler masih dengan kode negara yang sama bukan berbeda negara (yang kalaupun bisa telfonan tapi mesti mahaaaaaalll banget dan dulu itu belum ada Whatsapp, adanya BBM (blackberry messenger) atau WeChat yang saat itu hanya mendukung chat). Lha, mbak nya? Wajar dia sangat merindu dengan komunikasi yang terbatas. Tapi itulah resiko pekerjaannya. Begitupun aku yang udah bertekad dengan diri sendiri untuk memulai sesuatunya dengan mandiri, jauh dari keluarga, harus bertahan hidup di kota orang, demi menggapai impian, selagi masih muda.
Mbak Ine selalu support impianku (terima kasih mbak skrg aku udah jadi pramugari ๐) dan lagi lagi, disaat aku libur kerja dan punya waktu luang, aku terus mencari informasi untuk menjadi awak kabin (that's why aku skrg senang nulis pengalamanku karna aku tau ada banyak orang diluar sana yang ingin pekerjaannya seperti aku, bener apa bener?? ๐ค) . Berharap suatu hari impian ini bukan hanya sekedar impian tapi menjadi kenyataan.
Namanya juga udah CINTA, HARUS DIKEJAR. Dimana ada kesempatan dan buka lowongan, langsung pergi dan kembali menantang peluang. Untuk ke beberapa kali test, tahap performance sudah berhasil dilewati dan lolos sampai tahapan2 selanjutnya bahkan sampai Pantuhir di Garuda Indonesia pada pertengahan 2014. Sangat bahagia dan haru pastinya. Dari ratusan peserta, yang terpilih hanya 8 peserta (termasuk aku). Kami berangkat ke Jakarta dari kota Padang untuk mengikuti tes pantuhir. Biaya tiket pesawat dan hotel difasilitasi semua oleh plat merah ini. **dalam hati: akhirnya naik pesawat Garuda secara gratis ya Allah hihi**. Namun sayang, hanya 3 hari aku dan 6 orang lainnya bertahan, dan harus pulang kembali ke kota asal masing2. Dari 8 peserta pantuhir, hanya 1 orang peserta yang diterima dan lulus menjadi calon awak kabin dan akan training setelahnya.
Tangis pun pecah. Kembali ke rumah. Melanjutkan kuliah. Kuliah? Iya saat itu aku sedang kuliah. Walaupun aku bekerja, tapi aku tetap ingin kuliah. Sembari duit dan pengalaman yang aku dapat, otak pun harus lebih diasah, berharap dengan kuliah bisa membuka wawasan serta pemikiran yang baru setiap harinya.
Tuhan tidak tidur. Dia melihat semua jerih payahku dan mengabulkan permintaanku pada akhirnya (di waktu yang tepat). Di tahun 2015 akhir, Lion Group membuka rekrutmen dan aku beranikan diri utk mencoba kembali. Bak jalan tol, sangat mulus perjalananku. Semua tahapan aku lewati dengan lancar hingga aku pun lulus dan diterima. Aku ditempatkan di maskapai Batik Air, milik Lion Group yang berbasis Premium.
Mengapa premium? Karena Lion Group sendiri (saat itu yg beroperasi di Indonesia Lion Air dan Wings Air) terkenal dengan tiket murahnya serta menyandang gelar Low Cost Carrier (maskapai berbiaya rendah) yang menjangkau seluruh nusantara. Tidak terdapat service makan dan minum di pesawat serta tidak ada pula entertainment atau TV di pesawat. Space kursi cenderung rapat. Ada makanan atau minuman namun semuanya dijual. Bagasi free 20kg.
Akhirnya, pada tahun 2013, Lion Group mendirikan Batik Air untuk memenuhi ekspansi kebutuhan penumpang dengan skala premium dan terbang lebih aman serta nyaman. Disediakan pilihan kelas Bisnis atau Ekonomi (tergantung kebutuhan) free baggage 30kg for Business Class & 20kg for Economy Class. Adanya makanan dan minuman di pesawat seperti Jus, Minuman soda, buah, hidangan Nasi sebagai menu utama, air mineral, snack, roti, bahkan di awal perdana Batik Air launching disediakannya Ice Cream Hรคagen Dazs lho! Ada welcome drink, snack kacang, selimut, bantal dan space kursi yang lapang banget utk bisnis class. Space kursi yang lapang juga berlaku untuk ekonomi class nya, sehingga duduk lebih aman dan lebih leluasa. Semua kursi dilengkapi dengan entertainment berupa TV yang di dalamnya terdapat film, musik, games, majalah, serta informasi penerbangan seperti rute tujuan, berapa lama waktu tempuh, ketinggian pesawat, suhu diluar pesawat, bahkan kiblat. Semua bisa dinikmati dan disarankan membawa headset pribadi jika mau menonton film karna headset tidak disediakan.
Baiklah, back to the topic. Tidak menyangka jika akan ditempatkan di maskapai eksklusif milik Lion Group ini. Awal tahun 2016 aku memulai training dan berusaha keras agar lulus on time karna aku sangat excited dgn pekerjaan ini. Tahun 2016 merupakan tahun yg penuh dgn materi, karna bukan hanya harus lulus training untuk sah menjadi seorang awak kabin, namun aku sedang berada di penghujung semester kuliah dan sedang menyusun skripsi sehingga aku harus sering bulak balik pergi Jakarta-Medan-Jakarta diwaktu luang. Berkat Tuhan, aku bisa menyelesaikan keduanya dengan baik.
Pertengahan 2016, training ku lulus dan selesai tepat waktu (alhamdulillah..). Aku pun diangkat menjadi seorang Awak Kabin Junior secara sah oleh kementrian perhubungan (DKPPU). Skripsiku juga selesai dan di akhir tahun 2016 aku menyandang gelar Sarjana. Sekali lagi, Tuhan baik sekali. Dia membayar semua perjuanganku pada waktu yang tepat. Incredible. Masih sulit dipercaya. Impianku menjadi awak kabin terwujud sudah. Kuliah 4 tahun yang penuh suka duka tuntas juga.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, aku lakoni pekerjaan ini dengan baik. Jika aku merasa lelah, aku berusaha mengingat betapa besar perjuanganku mendapatkannya utk menyuntik kembali semangatku. Batik Air sendiri mencakup penerbangan Domestik dan Internasional, sehingga rutenya meliputi seluruh area Indonesia dan bbrp rute internasional seperti Perth, Chennai, Guilin, Hanoi, Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura, serta rute Charter utk wilayah China.
Kesempatan menginap di berbagai destinasi pun tidak aku sia-sia kan. Walaupun disediakan hotel berbintang yg cukup baik dgn kasur yg empuk, bagiku keluar dan berjalan-jalan di kota/destinasi tsb adalah sebuah keharusan. Kapan lagi aku bisa mendapatkan kesempatan ini? Bisa menikmati keindahan kotanya, mengenal karakter jg budaya, serta kuliner khas/tradisional di setiap penjuru daerah atau negara, atau motif lainnya seperti shopping dan berburu buah tangan utk diri sendiri dan yg tersayang. Selagi masih muda dan dlm keadaan yg sehat. Tidak berbayar, bahkan dibayar. Masya Allah. Sungguh luar biasa nikmatMu ya Tuhan.
Singkat cerita, setelah melakoni pekerjaan sebagai pramugari Junior, pada akhir 2019 aku dipercaya menjadi pramugari Senior setelah melewati masa training dgn beberapa tes & tahapan (kembali). Hingga saat ini, di awal tahun 2021 ini, aku masih betah menjalankan pekerjaanku sebagai pramugari/awak kabin. Aku tidak tau sampai kapan aku akan melakoni pekerjaan ini. Jika mungkin ke depannya tetap seperti itu, walau pd akhirnya berbeda "sayap", namun tetaplah profesi yang sama. Jika pun tidak, aku beruntung pernah berkecimpung dalam pekerjaan tsb.
I love my job as a Cabin Crew/Flight Attendant.
See? I told you if nothing is impossible. You can do your own best without follow others perceptions. You have your own power, don't let anyone throw it and put it down. Let what you're dreaming of to be true, and dare to make it happen! May Allah bless you.. See you on board! ๐
Komentar
Posting Komentar