Backpackeran ke Solo! Modal 200 ribu doang!
Backpackeran ke SOLO!
Halloooooo guysss!!
Apa kabar? Mudah-mudahan sehat selalu yaaaa.. Siapa yang bosen WFH dirumah mulu?? Yang bosen lihat tembok rumah atau tembok kamar mulu? Kuy lah, berangkat! Mumpung beberapa objek wisata dan akses transportasi udah dibuka nih! Kali ini aku mau cerita mengenai pengalaman solo traveling aku ke Solo during this pandemic, guys! Kalian mesti wajib kudu fardhu 'ain baca ini dari awal sampe akhir yaaaa! Excited banget sih iya, soalnya ini sukses menurut aku yang sebelumnya aku juga udah merencanakan solo traveling ke Banyuwangi bulan Maret lalu namun gagal, akibat Virus Corona menyerang Indonesia, negeri kita tercinta ini untuk pertama kalinya. Udah urus ini itu, namun sayangnya tiba disana semua akses wisata ditutup oleh pemerintah untuk meminimalisir penyebaran dan penularan virus Corona. I still remember so tight in my mind, but I won't skip this precious moment at Solo, guys. Kalian mesti baca postingan ini dulu, untuk solo traveling di Banyuwangi pasca corona pertama kali datang ke Indonesia (PERSIS SAMA BANGET, LOKASI WISATA DITUTUP MULAI 16 MARET 2020, GUE MASIH INGAT BANGET 😔) itu ntar aja aku cerita yaa. Sekarang we might be having fun with this trip, and enjoy this articles guys. Kudu dibaca sampe habis yaaa.. mulai session 1 sampai session 5, karena di akhir sesi alias Sesi 5 kalian bisa tau gimana trip sejujurnya pada saat pandemi ini dan apa saja yang mesti kalian kalian lakukan biar kalian aman serta beberapa tips solo traveling dari aku. So, cover up it completely.. Enjoy! 😍
Session 1: Dimulai dari keisengan melihat tiket kereta
api.
Yap, kali ini aku memulai backpackeran kembali ke kota yang
belum pernah aku kunjungi secara penuh, yaitu Solo. Sebenarnya udah beberapa
kali ke Solo namun hanya menginjakkan kaki di bandara Adi Sumarmo saja karena
perusahaan tidak memiliki rute untuk menginap di kota sejuta wayang ini. Selain
itu ada motif lain mengunjungi kota ini. Selain penasaran dengan kotanya, kota
ini merupakan list di masa lalu aku yang mesti aku kunjungi namun belum
kesampaian. Sayangnya, aku terlalu overthinking apabila ada suatu hal yang bila
aku ingin wujudkan namun belum tercapai. Haha
Awalnya aku merasakan sedikit jenuh karena adanya kebijakan cuti sukarela dari perusahaan, dan aku mengambilnya. Cuti ini dilakukan karena pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak dampak kepada beberapa perusahaan, seperti tempat aku mengais rezeki contohnya. Dunia penerbangan memiliki dampak yang cukup serius akibat dari pandemi ini. Dan salah satu kebijakan untuk menjaga kestabilan ekonomi internal adalah dengan mengadakan cuti sukarela kepada para karyawannya. Dengan status masih karyawan hanya saja kita dicutikan untuk sementara waktu. Baiklah, karena menurutku ini merupakan kesempatan untuk beristirahat sejenak dari pekerjaan, tanpa keberatan aku mengajukan cuti dan mengambilnya. Pulang ke daerah asal untuk beberapa lama dan akhirnya kembali ke Pulau Jawa tepatnya di Provinsi Banten. Yap, aku berdomisili di Tangerang. Karena masih dalam masa cuti, aku memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kota yang aku impikan sedari dulu, yaitu Solo. Akhirnya aku melihat harga tiket yang ramah kantong di aplikasi, namun tidak ku temukan jika aku menggunakan jalur udara. Lagian, fikirku, aku tidak buru-buru untuk melakukan trip karena masa cutiku masih Panjang serta ribetnya aku mesti urus rapid test (untuk kesekian kali) lagi. Jika pun aku melakukan trip via darat, aku tidak akan merasa buang-buang waktu karena aku akan mendapatkan pengalaman baru tentunya di selama perjalanan.
Akhirnya mencari alternatif lain, yaitu Kereta Api. Fikirku
awalnya naik kereta api tidak membutuhkan surat keterangan rapid test. Aku juga
masih belum faham tentang perkereta-apian yang ternyata kita mesti tau nama
kereta serta nama stasiun tujuan, bukan kotanya (karena di dalam kota terdapat
beberapa stasiun). Sungguh berbeda dengan pesawat yang hanya mengandalkan rute
kotanya saja. Memang ini bukan pengalaman pertamaku untuk naik kereta api. Aku
sudah 2 kali naik kereta api sebelumnya dengan tujuan Semarang Tawang pada 2015
dan Bandung pada 2018. Namun, aku lupa secara terperinci, karena pada saat itu
motif perjalanan aku berbeda dengan yang sekarang. Kalua dahulu aku hanya ingin
naik kereta saja tanpa mempelajari systemnya, sekarang aku mau belajar sekalian
untuk upgrade ilmu di bidang transportasi lainnya. Tidak ada kata terlambat
bukan?
Nah jadi bagi kalian yang ingin naik kereta api, kalian
mesti tau nama kereta yang mau kalian gunakan serta nama lokasi tepat dari
stasiunnya. Karena di beberapa stasiun juga disinggahi dengan nama kereta yang
berbeda-beda, serta nama kereta yang berbeda-beda tidak serta merta bisa
mengunjungi ke semua stasiun yang ada di kota tujuan kalian. Hmmm, paham tak?
Misal tujuan utama ku adalah kota Solo. Kota solo memiliki 2 stasiun utama
yaitu Solo Balapan dan Purwosari. Tak semua kereta dengan nama-nama tertentu ke
rute tersebut. Contoh kereta Bengawan dan Jaka Tingkir hanya menuju Purwosari
tidak ke Solo Balapan. Sebaliknya kereta Malabar dan Mataram hanya beroperasi
ke Solo Balapan tanpa ke Purwosari. Hmmm sudah faham tak? Mudah-mudahan para
newbie yang ingin naik kereta akan paham dengan hal ini dan untuk yang sudah
paham namun nyasar ke blog ini bisa mengoreksi say ajika salah atau di skip
juga ga apa hahaha
Baiklah, mari dilanjut ceritanya.
Jadi, setelah melihat-melihat harga tiket kereta, aku pun menemukan tiket kereta yang harganya mebuat aku tercengang. Bagaimana tidak? Aku pun memutuskan untuk membookingnya. Namun sebelumnya, aku memastikan kembali apakah dibutuhkan test rapid atau tidak. Aku pun menghubungi Call Center KAI via email dan mereka mengatakan bahwa membutuhkan rapid test kembali. Sesuai dengan pertanyaanku tentang rapid test, mereka menjelaskan tentang rapid test pula tanpa memberitahuku bahwa kereta api juga punya mitra kerjasama untuk menjalankan rapid test, seperti Lion Group yang memberikan harga rapid test Rp 95.000 kepada pelanggannya melalui mitranya (klinik/RS). Akhirnya, aku selidiki bagaimana agar aku bisa mendapatkan harga rapid yang ramah kantong (maklum kondisi covid harus efisien dalam ekonomi – prihatin).
Kebetulan di daerah Jabodetabek, rata-rata klinik/RS masih memakai harga lama yaitu Rp 299.000 – lebih. Ada juga yang sudah menerapkan anjuran pemerintah yaitu Rp 150.000, namun tidak semua menerapkannya. Lokasinya pun jauh dari lokasi domisiliku walau sesama Jabodetabek. Jabodetabek luas bgt yaa say, inget ada 3 Provinsi di dalamnya, Jakarta, Banten, Jawa Barat. Akhirnya aku menemukan artikel dari google (terima kasih mba gugel :D) bahwa pelanggan kereta api berhak mendapatkan harga rapid test special dengan harga Rp 85.000! Dan ga perlu jauh-jauh datang ke klinik/RS rekomendasi, kita hanya datang ke Stasiun untuk melakukan Rapid Test dengan syarat memiliki Tiket Kereta Keberangkatan dan baiknya melakukan rapid H-2 sebelum keberangkatan, karena jumlah pengunjung dibatasi kuota perharinya, dan aku termasuk pengunjung yang ditolak karena keberangkatanku masih 4 hari sebelum. Info ini aku dapat dari security yang bertugas di Stasiun Pasar Senen.
Ngomong ngomong, akhirnya, setelah menemukan solusi yang ramah kantong, aku membeli tiket kereta tersebut. Harganya? Hanya dengan Rp 74.000 kamu udah bisa ke Solo, Jawa Tengah! Kereta yang dimaksud adalah Bengawan dengan pemberangkatan Stasiun Pasar Senen Jakarta dan berakhir di Stasiun Purwosari Solo. Dibandingi pesawat yang harganya paling murah adalah Rp 450.000, kamu sudah bisa pesen hotel disana untuk beberapa malam dengan sisa uang ini. Hahaha asli semenjak Covid, fikiran gue untuk “survive” keras banget, maklum bisa bertahan hidup dari uang hasil tabungan saja sudah membuatku lega tanpa harus meminta bantuan kepada saudara atau orang lain. Lagi pandemi begini, kehidupan ekonomi masyarakat banyak yang turun, bahkan banyak yang kehilangan pekerjaannya. Walau tidak digaji, setidaknya aku masih karyawan 😊 Berharap pandemi ini lekas berakhir dan keadaan kembali normal, khususnya perekonomian.
Selama pandemi aku juga tersadar sebegitu kerasnya, jika semisal
dahulu hidupku hanya untuk berfoya-foya dengan rezeki yang diberikan Tuhan,
mungkin aku tidak bisa menghadapi kondisi ini. Aku pun teringat ayat Al-Qur’an
yang mengutuk prilaku hidup boros, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan”. (QS. Al Isro : 26-27). Oh Allah, terima kasih atas rezekimu.. Satu
saranku, memperlakukan dirimu dengan baik itu penting, menghadiahi dirimu
dengan barang-barang yang bagus/branded, makan di resto mahal nan lezat dan itu
sangat baik, pertanda menikmati semua rezeki yang Tuhan berikan dan penghargaan
kepada diri sendiri yang sudah bekerja keras, namun jangan menjadikannya gaya
hidup. Jika kau seorang konglomerat yang hartanya 7 turunan ga akan habis
silahkan berprilaku demikian, namun jika tidak tolong berkaca. Dan satu hal,
jangan lupa untuk terus berbagi dan mengasihi dalam kondisi sulit sekalipun
karena dengan demikian pintu rezeki akan terbuka selebar-lebarnya dari segala
penjuru. Aku yakin itu. Owh sorry, bukan mamah dedeh session, hanya saja aku
sedikit membuat kutipan untuk menjadi pengingat bersama hehe
Ohya back to the stories, jika kalian memutuskan berangkat ke Solo dengan menggunakan kereta api, maka kereta kalian akan berhenti di beberapa stasiun tujuan lainnya. Contohnya saja aku yang memutuskan untuk naik kereta rute Pasar Senen Jakarta tujuan akhir Stasiun Purwosari Solo dengan kereta Bengawan, dengan total perjalanan yang ditempuh adalah 9 jam 55 menit, hampir 10 jam. But it's OK, kalau kalian punya waktu lebih engga ada salahnya mencoba ini. Selain save money banget, kalian juga bisa mendapat pengalaman baru tentunya 😃
** next chapter please.... to be continued..
Komentar
Posting Komentar