Part 4 : Backpackeran ke Solo! Objek Wisata di Solo dan Penerapan New Normal selama Pandemi Covid19

 Session 4: Trip Wisata di Solo (New Normal Condition)

 

Setelah check in, beres-beres, mandi dan sholat Ashar sekaligus maghrib, aku langsung cusss keluar. Fikiranku hanya tertuju pada makanan. Iyaaa aku belum makan sedari siang  makan sih Cuma ngemil roti ala kadarnya karena sebenarnya aku ga berani buka masker lama-lama di kerumunan kayak di dalam kereta. Minum pun hanya seteguk dua teguk padahal aku sudah persiapkan Aqua 1500 ml. sedikit parno sih untuk buka masker di kerumunan hehehe bukannya mencegah lebih baik dari mengobati?


Btw lokasi hotelku sangat strategis. Aku hanya perlu jalan kaki untuk menjangkau keramaian kota. Banyak sekali angkringan yang menjual gudeg, soerabi, wedang, dan lainnya. Tapi memang benar, solo itu dikenal dengan wisata kulinernya, bahkan beberapa restaurant direkomendasikan untuk kami icipi ketika kamu singgah di Solo. So, kemana aja aku selama di Solo? Check it out!

 

1.Kusuma Sari Resto & Ice Cream

Orang Solo akan tau dengan resto ini. Resto ini sangat dikenal oleh masyarakat Solo karena kulinernya unik dan rasanya yang enak. Kebetulan sekali aku juga lagi pengen makan steak. Pikirku karena kalau makan steak kenyangnya bisa lebih lama sekalian aku sedang menjalankan diet. Diet dengan menggunakan steak juga baik karena sarat akan protein dan rendah karbo. Tapi jangan sering-sering ntar kantong bisa bablas. Hahaha pakai buah/sayur adalah cara terbaik diet sebenarnya.

Akhirnya aku pesen Sirloin Hot Plate. Lalu aku tanya menu favorite disini apa? Pelayan menjawab kroket mayonise. Aku coba saja, sepertinya enak. Aku juga pesen Ice Lemon Tea untuk minuman. Sebagai pencuci mulut aku pesen es krim andalan mereka yaitu Pinokio Ice Cream. Makanannya enak menurutku walau untuk steaknya agak kurang greget. Untuk  steak nya sendiri bukan steak seperti HolyCow yang bener-bener steak utuh, steak disini modelnya seperti Steak&Shake, udah pada tau lah yaa? Harganya? Standart menurutku. Engga begitu sangat mahal untuk sekelas resto. Hehe







2. Paragon Mall Solo

Sebenarnya aspek semua mall sama saja, shopping dan lifestyle. Seperti kota lainnya, Paragon Mall ini merupakan salah satu mall hits di Solo. Menurutku cukup oke dan yang bikin aku terpesona adalah arsitektur luar mall ini sangat mengangkat khas kebudayaan adat Jawa yang terpampang dengan adanya Corak Bati dan Wayang. Begitu di bagian lobby, kita akan menemukan topeng wayang khas Jawa. Terdapat banyak brand ber-merk yang dijual di dalamnya. Ada iBox, Charles & Keith, dan gerai dengan brand oke lainnya. Ada bank juga CIMB berbentuk gerai lounge di dalamnya. Pecinta chatime jangan sedih, kamu bisa menemukannya disini. Pecinta Marugame Udon? Tenang, disediakan untuk kamu dengan interior yang cakep bangettt. Good lah menurut aku.





3. Angkringan Slamet Riyadi

Jalan ini merupakan salah satu jalan utama di Solo. Banyak terdapat angkringan juga di dalamnya. Akhirnya aku memutuskan untuk singgah di salah satu angkringan dengan nama Wedang Dongo Keprabon. Aku mecoba wedang jahe dongo. Aku suka wedang jahe. Ketika di Jogja, minuman wajibku adalah Wedang Jahe. Dan ternyata sangat mudah mencari aneka wedang di Solo. Wedang sendiri seperti bandrek, hanya saja jika bandrek berupa air jahe merah hangat yang bisa diberi susu atau telur bebek setengah matang (warga Makassar menyebutnya minuman Sarabba’), untuk wedang sendiri air jahe bisa dicampur dengan menggunakan gula cair, roti, kacang atau dongo (kyk cenil -- aku gatau di daerah kalian namanya apa) bahkan kolang kaling. Namun jika dibandingkan dengan rasa jahe yang kuat, bandrek atau sarabba’ masih lebih kuat rasa jahenya, lebih pedes khas jahe. Harganya? Bervariasi, ada yang 10ribu-12ribu.





Tak hanya itu, kamu juga bisa menemukan aneka makanan dan cemilan lainnya seperti angkringan ini yang menyediakan soto seharga 5 ribu rupiah saja disertai gorengan masing-masing harganya 1000 rupiah. Kemudian kamu juga bisa menemukan Soerabi Solo yang legit banget dibanderol dengan harga 2000 rupiah saja. Hmmmmm.. bawa 10 ribu saja ini sudah kenyang rek :D
Btw, angkringan ini selalu ramai. warganya juga menyenangkan. Ga perlu canggung makan angkringan sendirian ntar juga ketemu temen baru. Btw warga setempat itu ga gengsian dan cepat berbaur dengan orang asing. Oh yes, i recommended you to get pack your bag and go to Solo!!







4. Soto Triwindu

Siapa yang engga kenal soto ini? Sepertinya seantero Solo kenal soto ini. Bermula dari Pak Jokowi yang konon katanya suka sarapan disini, sehingga banyak orang yang berkunjung penasaran pengen icip kuliner ini. Lokasinya masih di sekitaran Slamet Riyadi tepatnya di Keprabon. Sehabis subuh, mandi dan bersiap-siap menyambut pagi harinya Solo. Sebelum memulai hari baiknya sarapan dulu dong. Akhirnya aku memutuskan makan disini karena sebenarnya pengen tau “soto seperti apa yang pak Jokowi sukai, seenak itukah??” wkwk

Dengan berjalan kaki sembari menikmati pagi harinya Solo, aku pun tiba di lokasi. Lokasinya sederhana, masuk ke dalam gang sedikit dan kita bisa menemukan tempat makan ini. Aku pun memesan 1 mangkuk Soto dan teh hangat. Dulu di Semarang, ketika berangkat dari kost sebelum bekerja aku suka beli soto + tempe goreng + teh hangat di depan kosan. Seperti bernostalgia sedikit ceritanya, hehe. Aku ga doyan teh hangat, bahkan dirumah sama sekali aku ga pernah buat teh apalagi meminumnya, tapi kalau udah di tanah jawa, ntah mengapa aku suka sekali minum teh hangat. Kalau teh dingin mah udah biasa yaa.. apalagi kalo lagi makan baksoo.

Sambil menunggu, aku melihat beberapa aneka gorengan tersedia di depan meja seperti tempe goreng, bakwan udang, tahu goreng, perkedel. Ah, ada kesukaan ku! Tempe goreng! Tempe goreng soto sangat khas dengan rasa asinnya dan aku suka itu. Lagi-lagi aku teringat masa-masa merantau saat di Semarang dulu hahaha. HAP! Duh gusti, sepotong tempe saja membuatku melayang rasanya. Aku suka tempe dengan rasa asin gurih bahkan masih terngiang2 rasanya ketika aku mengetik ini. Pesananku datang. Soto kuah bening dengan daging sapi, bercampur nasi, tauge, seledri dan daun bawang. Kurang lengkap jika tidak dihadirkan dengan rasa pedas dan asam sehingga semakin menambah rasa gurih. Dan yap, bener saja, aku teringat kembali ke masa-masa merantau ke Semarang lagi. Hahaha bukannya engga bisa move on dari Semarang, hanya saja aku akan terus kenang masa itu karena saat itu intan yang masih sangat belia di usia 19 tahun sudah harus merantau ke tanah orang untuk mengais rezeki halal, begitu jauh dari tanah kelahirannya di Medan. Rezekinya pula ditempatkan di Semarang saat itu. Tuh kan , memang suka nostalgia orangnya aku tu! Haha





 

Baiklah kembali ke rasa soto Triwindu. Enak, gurih. Ternyata begini rasa soto “pilihan” pak Jokowi. Hehehe. Sejujurnya sotonya enak kuahnya gurih, hanya saja harganya lebih eksklusif. Untuk semangkuk soto kamu mesti merogoh kocek 16ribu rupiah jika makan di tempat dan 17ribu rupiah jika dibawa pulang. Sedangkan jika kamu makan soto di angkringan, hanya 5ribu rupiah kamu sudah bisa menghabiskan semangkuk soto. Namun, 3 hari berturut-turut aku terus makan disini, mungkin karena sudah cocok rasa makanannya dengan lidahku.








*to be continued...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenjang Karir Pramugari: Apa saja sih Jenjang Karir di Dunia Pramugari?

Cerita Seorang Casis: Tahapan Tes Masuk Brigadir Polri

Rekrutmen Emirates Airlines Cabin Crew